Overblog
Edit post Follow this blog Administration + Create my blog

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo tertangkap kamera mencium tangan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono kemarin malam saat acara buka bersama yang diadakan mantan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung.

Keseriusan Gatot di Pilpres 2019

Dalam foto tersebut, aksi itu turut disaksikan oleh sejumlah undangan yang hadir, seperti mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera adan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar.

Ketika disinggung perihal aksi cium tangan SBY itu, Gatot menganggap hal itu sebagai bentuk penghormatan.

"Pak SBY yang melantik saya sebagai KSAD. Begitu. Ya komunikasi-komunikasi saja," kata Gatot saat ditemui di kediaman Chairul Tanjung di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Sabtu (2/6).

Ia juga beralasan di dalam pertemuan itu tidak secara khusus membicarakan soal peta politik atau ajang pemilihan presiden. Gatot juga menyatakan dalam acara tersebut ia tidak berburu dukungan melalui ajang buka puasa bersama para tokoh politik.

Beberapa waktu lalu Gatot mengakui hingga kini belum diusung oleh partai politik manapun untuk maju sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2019 mendatang. Meski demikian, kondisi itu tidak menyurutkan kepercayaan diri Panglima TNI ke-16 itu demi merebut kursi RI 1.

Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedillah Badrun, menilai Gatot harus lebih serius dalam melakukan lobi-lobi politik jika ingin maju di Pilpres 2019. Gatot dinilai Ubedillah punya potensi karena tingkat keterpilihannya cukup mumpuni meski belum meraih dukungan dari partai politik mana pun.

"Lobinya harus serius. Langkah pertama harus komunikasi dengan lebih intens dengan partai politik, supaya nanti parpol berkonsolidasi menentukan langkah," kata Ubedillah kepada CNNIndonesia.com, Minggu (3/6).

Soal pertemuan SBY dan Gatot di buka puasa di kediaman Chairul Tanjung, Ubedillah menilai hal itu bukan cuma bentuk rasa hormat di antara kedua tokoh itu. Menurut dia, saat ini Partai Demokrat mempunyai kedekatan budaya dengan Gatot. Sebab, SBY dan Gatot adalah alumni TNI Angkatan Darat.

Ubedillah menyarankan kepada Gatot supaya saat ini tidak perlu malu-malu lagi mengutarakan keinginan terjun dalam dunia politik, dan bertarung dalam Pemilihan Presiden 2019 mendatang. 

Sebab menurut dia, dalam era demokrasi liberal saat ini tidak bisa lagi mengharapkan menunggu pinangan seperti di masa Orde Baru atau awal-awal Reformasi. Apalagi buat maju dalam ajang Pilpres 2019 juga dibutuhkan modal dukungan suara minimal 20 persen.

"Pak Gatot harus mencari dukungan partai lain, yang beberapa sudah punya jagoan masing-masing," ujar Ubedillah.

Sebelumnya Gatot menyatakan rasa optimisme nya untuk ikut pilpres. 

"Saya harus optimis. Saya berserah diri kepada Allah SWT karena yang menentukan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2019 adalah Allah SWT," kata Gatot di sela-sela acara buka puasa di rumah Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Jakarta, pada 25 Mei.

Gatot juga meminta publik bersabar untuk mengetahui parpol apa yang akan menjadi kendaraan politiknya hingga detik-detik terakhir pendaftaran capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pendaftaran capres dibuka pada 4-10 Agustus 2018.

"Politik ini kan cair. Kita yakin, kita tunggu saja. Berdoa. Yang menentukan finalnya adalah 10 Agustus 2018 jam 23.59 WIB," kata Gatot.

Gatot pun mengaku terus menjalin komunikasi yang baik dengan parpol, termasuk dengan Partai Demokrat. Gatot pun enggan berkomentar lebih jauh soal elektabilitasnya yang disebut-sebut merangkak naik oleh sejumlah lembaga survei.

Salah satunya adalah kesimpulan dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menyatakan bahwa pengusungan Gatot sebagai capres dapat meningkatkan elektabilitas parpol peserta Pemilu. 

"Ini kan masih cair. Jangan takabur," ujarnya.

Artikel ini telah di lansir oleh CNN Indonesia. Jika ada kekurangan kami minta maaf karena kami hanya memberikan informasi sesuai yang ada di CNN.

Share this post
Repost0
To be informed of the latest articles, subscribe: